jpnn.com - Pada November nanti album keenam Taylor Swift, Reputation, berusia setahun. Di waktu yang sama, Swift juga bakal berstatus free agent alias tidak mempunyai label. Kontraknya dengan Big Machine Label Group sejak 2006 akan berakhir.
Swift pun amat mungkin keluar dari label yang menaunginya sejak debut tersebut. Pihak Big Machine telah melakukan semuanya. Sejak berbulan-bulan lalu, label yang berbasis di Nashville –kampung halaman Swift– itu gencar melakukan negosiasi.
’’Namun, belum ada kesepakatan yang tercapai,’’ kata salah satu sumber sebagaimana dikutip Billboard. Hingga kini, Big Machine dikabarkan masih telaten merayu pelantun Look What You Made Me Do tersebut.
Label-label kompetitor langsung gercep alias gerak cepat. Mereka membuat penawaran menarik buat musisi berusia 28 tahun itu. Swift bak buruan segar.
’’Dia masih sangat ’menjual’ di era digital dan streaming,’’ tutur kontributor Variety, Chris Willman. Penjualan albumnya oke. Turnya pun menjanjikan dan tiketnya nyaris sold-out.
Seluruh albumnya, kecuali Reputation, mempunyai angka penjualan 6–10 juta kopi. Catatan fantastis tersebut merupakan yang terbanyak plus tidak tertandingi. Turnya juga laris.
Mengutip Pollstar, pada 18 konser pertama di Reputation Stadium Tour, Swift memiliki penjualan tiket 100 persen. ’’Dalam semalam, dia mampu mengumpulkan 47 ribu–62 ribu fans,’’ jelasnya. Pendapatannya mencapai USD 5 juta–USD 9 juta (Rp 73,1 miliar–Rp 131,6 miliar).
Doug Davis, pengacara dunia musik ternama dari The Davis Firm, menyatakan bahwa Swift memiliki banyak pilihan. Mulai melanjutkan kontrak bersama Big Machine, teken kontrak dengan label lain, hingga membentuk label rekaman sendiri.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Taylor Swift Jadi Buruan Label-Label Besar"
Post a Comment