jpnn.com, JAKARTA - Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) memprotes keras sistem yang dibangun Presiden Joko Widodo dalam penentuan rektor di universitas negeri.
Langkah tersebut dinilai sebagai bentuk politisasi kampus yang buruk.
"Prodem menolak Rektor dipilih Presiden," kata Ketua Majelis Jaringan Aktivis Prodem Syafti Hidayat dalam keterangan tertulisnya seperti yang dilansir RMOL (Jawa Pos Group), Minggu (16/9).
Menurut Syafti, politisasi kampus yang vulgar seperti ini harus ditolak. Sebab, bibit diktator yang akan memicu amarah mahasiswa.
"Yang akan merusak nilai nilai pranata pendidikan secara nasional. Sehingga kampus sebagai intelektual yang melahirkan akademisi akan kehilangan moral kecerdasannya," tandas Syafti.
Syafti juga menyatakan, kebijakan Jokowi ihwal Rektor, tidak saja menggambarkan kepanikan takut akan kehilangan kekuasaan, tetapi juga memberangus nilai-nilai demokrasi yang lebih buruk dari masa orde baru.
"Akibat terburuknya adalah akan lahir generasi pragmatisme. Akhirnya kampus menjadi pabrik robot robot patuh kepada industri kekuasaan," kata Syafti. (rmol/jto/jpnn)
-
Kamis, 13 September 2018
Raffi Ahmad dan Marsha Aruan Ciuman -
Kamis, 13 September 2018
Lama Menjomblo, begini Kata Bastian Steel -
Kamis, 13 September 2018
Nirina Zubir Layak Gak jadi Orang Minang? -
Kamis, 13 September 2018
JK Tegas Membantah Jalan Sehat di Solo Bermuatan Politik -
Rabu, 12 September 2018
Ini Kata JK Banyak Kepala Derah Terang-terangan Dukung Jokowi -
Rabu, 12 September 2018
Sejak Usia 14 Tahun Amanda Manopo ingin Menikah Muda -
Kamis, 13 September 2018
Jomblo Produktif, Karya Bastian Steel segera Rilis -
Kamis, 13 September 2018
MUI: Tidak Etis Berselawat tanpa Menutup Aurat
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Politisasi Kampus Jokowi Ciptakan Generasi Pragmatis"
Post a Comment